Energi nuklir selama ini dianggap sebagai solusi krisis energi dunia, tetapi belakangan muncul krisis energi nuklir yang mengkhawatirkan.
Banyak reaktor tua di Eropa dan Asia menghadapi risiko keamanan akibat usia infrastruktur. Selain itu, limbah radioaktif menjadi masalah besar yang belum terselesaikan.
Konflik geopolitik juga menambah tekanan. Negara dengan teknologi nuklir cenderung memonopoli pasokan uranium, memicu ketegangan internasional.
Selain isu keamanan, biaya pembangunan reaktor nuklir baru sangat besar, sehingga tidak semua negara mampu berinvestasi.
Meski dianggap ramah emisi, nuklir tetap memiliki risiko bencana seperti Chernobyl atau Fukushima yang masih menghantui publik.
Banyak negara mulai mempertimbangkan energi terbarukan sebagai alternatif lebih aman.
Namun, pengurangan nuklir juga bukan hal mudah, karena pasokan listrik dunia sangat bergantung pada teknologi ini.
Krisis energi nuklir menunjukkan dilema dunia modern: memilih risiko besar atau kehilangan sumber energi stabil.