Bali – Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang tersambung tanpa henti, tren Digital Detox atau detoks digital telah muncul sebagai respons gaya hidup yang penting. Ini adalah periode ketika seseorang secara sadar mengurangi atau sepenuhnya menghentikan penggunaan perangkat elektronik seperti smartphone, laptop, dan media sosial untuk sementara waktu.
Tujuan utama digital detox adalah memulihkan kesejahteraan mental dan meningkatkan kualitas tidur yang sering terganggu oleh paparan cahaya biru dan notifikasi yang konstan. Praktik ini mendorong individu untuk terlibat kembali dengan dunia fisik, memperkuat hubungan interpersonal secara langsung, dan meningkatkan fokus dan kreativitas yang sering terfragmentasi oleh multitasking digital.
Resor, hotel, dan bahkan wellness retreat kini menawarkan paket digital detox yang mewajibkan peserta menyerahkan perangkat mereka. Bagi sebagian orang, detoks total mungkin tidak praktis. Solusi yang lebih berkelanjutan adalah “Detoks Digital Mikro”—kebiasaan kecil seperti menetapkan zona bebas ponsel di rumah (misalnya, kamar tidur atau meja makan) atau menetapkan jam spesifik tanpa layar. Digital detox bukan tentang menolak teknologi, melainkan tentang mengendalikan kembali perhatian kita.